Belajar bahasa Korea

Senin, 13 Mei 2013

[FF] ONLY ONE (Chapter 3)


Tittle   : ONLY ONE
Author: -DaeWy-
Length: chaptered, Series
Cast:
-CHOI JUN HONG a.k.a ZELO ( B.A.P )
-SHIN SEO RIN ( OC, imagine as you )
-KIM HIMCHAN ( B.A.P )
- JEON HYOSUNG (SECRET)
- MOON JONGUP ( B.A.P )
-other cast find by yourself
Genre: comedy romance, school life, family, friendship.
Rating: T
Warning! Absurd, typo(s) bertebaran.

Happy Reading!!



*******-oOo-*******



link chapter 1

link chapter 2



Previous:

KKKRRRRIIIIINGGGG!



Aku tersentak kaget setelah mendengar bel tanda jam pelajaran akan segera dimulai. Haduh, bagaimana ini… bel sudah berbunyi, tapi aku sama sekali belum menemukan ruang Kepala Sekolah. Kalau mau langsung masuk kelas, aku juga tidak tau dimana letak kelasku. Eotteokhe~~

Akupun menaiki sebuah tangga, mungkin saja ruang Kepala Sekolah ada di lantai dua, namun saat aku menaiki tangga itu, Kulihat dari arah belakang segerombolan siswa tengah berjalan cepat, beberapa diantara mereka bahkan ada yang berlari kecil, sepertinya mereka sangat terburu-buru. Entah sengaja atau tidak, beberapa dari mereka menyenggolku hingga aku hampir terjatuh, dan Tanpa meminta maaf! Keterlaluan!
Dan saat seorang siswa bertubuh tambun melewatiku, iapun juga tak luput menyenggolku. Karena aku sudah tidak dapat lagi menyeimbangkan tubuhku, seketika tubuhku melimbung kebelakang.

“Kkyyaaaa~…”

Namun tiba-tiba…



GRREEP!



Aku merasakan seseorang menangkap tubuhku. Aku menoleh menatapnya, manik mataku langsung menangkap sosok namja dengan mata yang meruncing dan berwajah sangat tampan. Seketika kurasakan dadaku berdegup kencang, ketika aku mencium aroma amber dari farfum yang ia gunakan.

gwenchanayo?” tanyanya lembut, berhasil membuyarkan lamunanku.



“eh?... Na..Nan gwenchana…” Jawabku gugup. Yah gugup, sangat! Aku sudah mencoba mengendalikan detakan jantungku ini yang seperti habis berlari sejauh 1 km tanpa henti. namun sepertinya tidak berhasil, malah sekarang degupannya semakin bertambah setelah namja itu menunjukkan senyumnya yang sangat manis.

“syukurlah..” ujarnya seraya melepas dekapannya dari tubuhku.

Gomawo sudah menyelamatkanku…” ucapku sedikit menunduk.

cheonma, lain kali kau harus lebih berhati-hati lagi, ne?…

Aku mengangguk dan tersenyum, “nde, arraseumnida…

setelah itu ia berlalu dan pergi meninggalkanku.
Tunggu dulu, aku masih belum tau dimana ruang Kepala Sekolahnya, lebih baik aku bertanya saja padanya. Akupun segera berjalan cepat mengejar namja itu.

chankanman!!!

Ia menghentikan langkahnya dan menoleh padaku.

wae geurae?” tanya namja itu saat aku sudah berdiri di depannya.

“eemm, aku ingin bertanya dimana letak ruang Kepala Sekolah? bisa kau tunjukkan padaku?”

ia terdiam sejenak, menatapku dengan seksama dari ujung kaki hingga kepala. Aku yang bingung ditatap seperti itupun juga mengikutinya menatap tubuhku sendiri. Ada yang salah denganku?

Dan sekarang ia tersenyum lalu mengangguk, seperti telah mengerti akan sesuatu. Ah, aku tau. Dia pasti baru menyadari kalau aku ini murid baru.

Ia maju dua langkah ke arahku. hei hei, mau apa dia? Seketika aku refleks mundur. Kemudian ia menunjuk koridor yang tepat berada di sebelahku, “kau tinggal jalan lurus kearah sana, setelah itu belok ke kiri. Pintu pertama setelah kau berbelok itulah ruang Kepala Sekolah.” jelasnya, pandanganku mengikuti tuntutunannya menatap kearah yang ia tunjuk.

Aku mengangguk, “eo, nde arraseo… gomapseumnida.”

Ia hanya tersenyum menanggapi ucapan terimakasih ku, aigoo~ kyeopta!~~
Kemudian ia melenggang pergi meninggalkanku yang masih terpaku di tempat, masih terhipnotis oleh tatapan matanya yang tajam, namun dibalik itu, ia memiliki senyum yang sangat manis dan sikap yang baik. Aku masih setia menatap punggung namja itu hingga menghilang saat ia berbelok.

Oh, tidak! aku lupa. Aku harus cepat menemui kepala sekolah…
Seo Rin POV END.



*******-oOo-*******



Author POV.
“Jun Hong-a….” panggil Jong Up sedikit berbisik pada teman sebangku sekaligus sahabat karibnya itu, namun orang yang dipanggil sama sekali tak meresponnya, malah masih asik dengan pikirannya sendiri, sesekali ia terlihat tersenyum bahkan sampai terkekeh kecil ketika mengingat kejadian-kejadian yang mewarnai  hari-harinya sejak kemarin.

Ya! Jun Hong-a~…” panggil  Jong Up masih berbisik namun intonasinya meninggi, ia menyikut lengan Jun Hong. ia sudah merasa kesal pada Jun Hong yang sama sekali tak menggubrisnya, mungkin saja karena namja itu tidak mendengar Jong Up yang memanggilnya dengan suara yang bisa dibilang hampir tidak terdengar.
Jong Up melakukan itu bukan tanpa alasan, ia menegur Jun Hong karena ia merasakan atmosfer di kelas itu sudah berubah mencekam, bahkan bisa dibilang sudah berada diluar ambang batas kewajaran, itu karena Miss Jane, guru Bahasa Inggris yang terkenal killer di sekolah itu kini sedang mengajar mereka. Dan Miss Jane paling tidak suka bila ada murid yang tidak fokus pada saat jam pelajarannya. 
Dan sepertinya usaha Jong Up berhasil, sahabatnya itu menoleh menatapnya. “wae? Wae? Kau ini mengganggu saja.”

Jong Up menaruh jari telunjuknya dibibirnya, menyuruh Jun Hong untuk diam dan segera menyadari situasi sekitar. Jun Hong menatap bingung sahabatnya itu.

“hei ada apa denganmu? Kenapa sikapmu aneh begitu?”




PLETAK!




Sebatang kapur tulis sukses mengenai kepala Jun Hong. namja itu meringis sakit sambil mengelus kepalanya. Kapur itu menuntun Matanya kearah sosok wanita dewasa dengan rambut hitam yang tergelung rapi, berkacamata ukuran sedang, dan mengenakan Blazer merah marun yang dipadukan dengan rok model Span selutut. Wanita itu menatap tajam ke arah Jun Hong. Seketika Jun Hong terhenyak, menelan susah payah salivanya. Ekor matanya menangkap Jong Up yang sudah tak sanggup lagi menengadahkan kepalanya untuk melihat situasi yang terjadi.

Miss Jane berjalan menuju bangku Jun Hong dan Jong Up, ia terlihat membawa sebuah map dengan berlembar-lembar kertas didalamnya. bunyi ketukan high heels yang dikenakan Miss Jane menambah ketegangan yang sekarang mengelilingi duo sahabat itu, terlebih Jun Hong -sang tersangka- dalam hal ini.

“kerjakan essai ini!” Miss Jane menaruh map itu tepat di depan Jun Hong. “itu tugas individu, dan harus ditulis tangan, besok siang harus sudah ada di meja saya. Kalian semua juga akan dapat, jadi berterima kasihlah pada tuan Choi ini yang sudah membuat saya tergugah untuk memberikan tugas ini pada kalian.” Semua murid kini melayangkan death glare mereka ke arah Jun Hong. tentu saja mereka semua marah, karena Jun Hong yang salah tidak memperhatikan Miss Jane saat mengajar, maka jadilah semua murid di kelas itu terkena getah dari buah yang sama sekali tidak mereka makan. “dan untuk kau tuan Choi, saya tau bahwa dalam pelajaran saya, kau sudah tidak diragukan lagi, maka dari itu saya akan memberikan bonus untukmu, kau harus menyelesaikan semua essai ini, tepat sebelum jam pulang sekolah.”

MWO?! Miss, an..anda pasti bercandakan?” tanya Jun Hong, ia masih ingin benar-benar memastikan bahwa yang ia dengar itu salah. Bagaimana mungkin menyelesaikan setumpuk essai dalam waktu sesingkat itu. walaupun Bahasa Inggris adalah pelajaran yang sangat dikuasainya, tapi tetap saja sulit untuk dapat menyelesaikan semuanya hanya dalam waktu 6 jam.

“saya tidak pernah bercanda. Apalagi dengan murid yang tidak memperhatikan pelajaran saya!” itu adalah ucapan terakhir dari Miss Jane sebelum akhirnya ia kembali ke mejanya.

Jun Hong menghela nafas berat, menyesali kecerobohan yang ia perbuat.

“terimakasih teman. berkat kau, aku… ah tidak, kami semua akan lembur seharian sampai besok, menyelesaikan hukuman yang sama sekali tak kami perbuat. ”Jong Up menopang dagunya dengan sebelah tangannya.

mianhae chingu-ya…” ujar Jun Hong lirih.



*******-oOo-*******



@kelas 12-3


“selamat pagi anak-anak…. Maaf saya sedikit terlambat karena tadi saya harus menemui Kepala Sekolah dulu.” jelas Han Sonsaeng saat Ia baru memasuki kelas. Beliau adalah guru kesenian sekaligus Wali Kelas kelas tersebut. “Dan, hari ini saya ingin mengenalkan seorang murid pindahan yang akan menjadi teman baru kalian. Silahkan masuk…”

Seo Rin perlahan memasuki kelas tersebut dengan sedikit ragu, ia merasa canggung dengan tatapan semua siswa yang akan menjadi teman sekelasnya itu.

“nah sekarang perkenalkan dirimu..” pinta Han Sonsaeng pada Seo Rin.

nde Sonsaeng-nim.” Yeoja itupun mengedarkan pandangannya menatap seluruh siswa yang ada di kelas itu. tidak semua siswa berhasil tertangkap oleh penglihatannya. Hanya beberapa dari mereka yang duduk di barisan paling depan saja.

Annyeong Haseyo, je ireumeun Shin Seo Rin imnida…saya murid pindahan dari Incheon… mannaseo bangapseumnida.” Ucap Seo Rin memperkenalkan diri seraya menunduk hormat.

“baiklah nona Shin, silahkan kau duduk di bangku kosong di sebelah sana.” Han Sonsaeng menunjuk bangku kosong yang berada tepat di dekat jendela. Namun di sebelah bangku kosong itu terlihat seseorang sedang duduk disana. Seo Rin berjalan mendekat kearah bangku tersebut, namun tiba-tiba langkah yeoja itu terhenti sejenak setelah menyadari seseorang yang akan menjadi teman sebangkunya itu. ‘dia, bukannya dia ini namja yang tadi menolongku? Aiggo~ apa ini yang namanya keberuntungan, aku sekelas dengan namja manis ini, dan bahkan sekarang aku duduk sebangku dengannya… Oh Tuhan, semoga saja aku sanggup mengendalikan degupan jantungku ini saat bersamanya… ku mohon..’ Seo Rin membatin.

Kini ia sudah duduk di sebelah namja tampan yang telah menolongnya sebanyak 2kali pagi ini.

“kau, yeoja yang tadi kan? Aku tak menyangka kita sekelas.” Ucap namja itu.

Seo Rin tersenyum canggung, “nado, bahkan kita duduk sebangku sekarang..”

Namja itu tertawa ringan. Mata tajamnya berganti dengan lengkungan eye smile yang membuat semua orang juga ingin tersenyum melihatnya.

Kim Himchan imnida…” ujarnya sembari mengulurkan tangan kanannya.

Shin Seo Rin imnida…” yeoja itu menerima jabatan tangan Himchan.

“aku tahu… kau sudah mengatakannya tadi..” ucap Himchan.

Membuat yeoja di sampingnya menjadi semakin canggung. “ah~ ne. kau benar…”



*******-oOo-*******


“haaiisshh… tugas ini membuat ku hampir gila!... Jun Hong-a, aku butuh asupan makanan… ayo kita ke kantin…” ajak Jong Up yang sudah siap beranjak dari kursinya.

“tidak, aku tidak bisa…kau tau kan aku harus menyelesaikan semua essai ini sebelum pulang sekolah. kau pergilah sendiri, aku tidak lapar.” Jawab Jun Hong yang sama sekali tidak menghentikan kegiatan menulisnya.

“baiklah, tapi nanti jangan sekali-sekali kau mengeluh lapar padaku ya.”

“eish, memangnya kau eomma ku?!” namja itu sudah siap melemparkan sebatang pensil pada Jong Up yang sudah keburu kabur sebelum Jun Hong melempar pensil tersebut padanya. Jong Up tertawa puas menggoda sahabatnya itu, bahkan suara tawanya masih terdengar saat ia sudah keluar dari kelas mereka menuju kantin.

Jun Hong pun kembali melanjutkan kegiatan menulisnya yang sempat terganggu sesaat. Ini sudah lembar ke 10 dari tugas essai yang ia kerjakan, ia mulai merasakan pegal dan keram disekitar pergelangan tangannya, padahal masih ada 20 lembar essai lagi yang harus ia kerjakan sebelum jam menunjukkan pukul 16.00 KST. dan kini waktu yang tersisa untuknya adalah 3 jam lagi.
siapa saja, bantulah aku..’



*******-oOo-*******


Seo Rin sedikit melirik Himchan yang duduk di sebelahnya, ia terlihat begitu tenang membaca sebuah buku tentang musik tradisional Korea. Di kelas itu hanya tinggal mereka berdua saja, murid lainnya sudah berhambur keluar ketika bel tanda istirahat berdering 10menit yang lalu.
Author POV END.



Seo Rin POV.
Haduh, kenapa dia tidak ikut pergi keluar bersama yang lain. Sebenarnya tadi sudah ada beberapa siswa yang mengajaknya ke kantin, tapi Himchan menolak dan lebih memilih membaca buku di kelas.

Aku benar-benar canggung dan gugup jika berlama-lama didekatnya… kalau mau keluar, bisa-bisa nanti aku bertemu si tiang listrik yang menyebalkan itu. eotteokhe~

“kau kenapa? Sepertinya kau sedang gelisah. Ada apa?” Tanya Himchan santai. Ia menoleh menatapku.

“hah? Emm, tidak. Aku tidak apa-apa.”

jongmal?” tanya Himchan lagi.

N..Ne.” eh, kenapa aku jadi mendadak gagap begini? Memalukan!
Ia kini sudah menutup bukunya dan menaruhnya di atas meja. Menatapku lebih intens. Aku sama sekali tidak mau melihat matanya sekarang. Aku takut jika aku menatapnya, jantungku akan semakin berdetak cepat, atau mungkin saja aku akan terkena serangan jantung mendadak! Yah, aku berlebihan. Tidak mungkin hanya karena di tatap, seseorang akan mengalami serangan jantung.

2detik

3detik

4detik

5detik

Dari Ekor mataku, aku masih dapat melihat Himchan memandangku.. sebenarnya apa yang sedang ia pikirkan sekarang? Apa dia bermaksud menggodaku.

“Himchan-a….!!” terdengar seseorang memanggil nama Himchan dari arah pintu. Seketika pandangan kami mengarah ke sumber suara. Ternyata yang memanggil Himchan tadi adalah seorang yeoja. Yeoja itu ku akui sangat cantik dan manis. Dengan rambut panjang kecoklatan yang bergelombang, kulit putih bersih, dan terlihat jelas dari gayanya, dia adalah yeoja dari keluarga berkelas dan kaya.
Dan kini yeoja itu sudah berdiri di sebelah meja kami. Dia tersenyum pada Himchan. Namun tiba-tiba air mukanya berubah ketika manik matanya manangkap sosokku. Aku hanya diam tak bersuara untuk mengomentari sikapnya yang angkuh itu padaku.

“Himchan-a.. khajja temani aku ke kantin.. nan baegopha…” pinta yeoja itu sambil menautkan kedua tangannya pada lengan Himchan.. cih, sebenarnya siapa sih yeoja ini, sikapnya membuatku ingin muntah.

“Hyosung-a, mianhae~… aku sedang tidak ingin pergi ke kantin…” ujar Himchan lembut. Yeoja yang ternyata bernama Hyosung itu terlihat kecewa karena Himchan menolak ajakannya. Haha~ rasakan kau yeoja centil!

waeyo? Tidak biasa kau begini. Oh, apa karena dia?” aku terbelalak ketika aku merasa yeoja itu menyinggung diriku.

Himchan menghela nafas panjang, “Hyosung-a… kau ini bicara apa?” Himchan benar-benar mencoba berusaha sabar menghadapi yeoja menyebalkan ini.

“kalau begitu ayolah temani aku… jebal~.

Eish, yeoja ini benar-benar membuatku muak! Kau tidak dengar hah? Himchan tidak ingin pergi bersamamu!

Himchan melirik kearahku sejenak, lalu ia mulai beranjak dari bangkunya, dan sangat terlihat jelas raut keterpaksaan dari wajahnya, “baiklah… aku akan menemanimu..”

Hyosung tampak sangat gembira karena berhasil membuat Himchan berubah pikiran.

Gomawo chagi-ya…” ucapan yeoja itu sukses membuatku mataku membulat hebat. Apa dia bilang tadi? Chagi-ya? Dia memanggil Himchan, Chagi-ya?!!


----TBC-----


Tidak ada komentar:

Posting Komentar